Saturday, November 07, 2009

Perahu.

Perahu kertas itu terdiam di tengah kolam, hampir tidak bergerak. Hanya kadang bergeser ke kanan, kadang ke kiri. Namun dia hanya bergeming terapung. Tanpa arah, tanpa tujuan.

Dia terlihat kusam, terdera cuaca yang tak kenal ampun. Tubuhnya sudah menguning, layarnya sudah berlubang. Dia bukan lagi sebuah perahu kertas yang bisa dengan bangga berlayar ke mana pun dia mau.

Sinar matahari terus menerpa perahu kertas itu. Terik. Panas. Kering.

Dia tetap terdiam.

Namun tiba-tiba dia bergerak kecil ke kanan. Pelan. Dan terus bergerak, seakan ada sebuah tangan yang mendorongnya.

Riak mulai terbentuk, bagai jejak kaki, dan kemudian hilang ditelan detik. Perahu kertas itu terlihat lebih ringan, gerakannya mulai luwes. Bergoyang kiri dan kanan, seperti menari.

Ah, angin lah yang membuatnya begitu. Berhembus pelan dan membawanya bergerak kesana kemari. Angin mengajak perahu kertas itu berdansa. Sebuah tarian tanpa musik, hanya nada bisu yang tercantum di balik setiap nafas sejuk sang angin.

Lihat, si perahu itu lincah berkeliaran. Angin semakin kencang bertiup. Tempo semakin cepat. Gerakan semakin liar.

Ini bukan lagi tarian. Ini adalah sebuah permainan cinta yang menggebu. Tiupan angin menjadi teriakan lirih yang menggema di lubuk hati siapapun yang mendengarnya.

Perahu itu terus berlari, meluncur kencang dengan air yang bercipratan, riak pun sudah menjadi ombak, kadang dia terlompat kecil seakan ingin terbawa setiap hembusan, dan semua…

Terdiam.

Tak bergerak.

Perahu kertas itu berputar di tempat, mencari kekasih barunya yang tiba-tiba menghilang.

Beberapa saat berlalu. Semua tetap diam. Hening.

Dia pun berhenti. Dan merebahkan dirinya.

Air perlahan merembes di sekujur tubuhnya yang terkoyak, mengisi setiap pori kertasnya.

Tetes demi tetes.

Sesaat lagi semuanya akan sirna ditelan dalamnya kolam itu.

Sebuah kisah cinta singkat yang indah.

Labels:

Monday, November 02, 2009

Kumpul Kata 002

Ditulis untuk majalah Addiction.

------------------------------------------------

Tirai pagi di matamu kembali tersibak tetesan hujan,
menabuh setiap kering tanahmu; kemarau panjang kata mereka
Apa pedulimu, ku selalu bertanya. Berbisik di tengah erangan dunia,
yang bagai segelintir prajurit Troya, membunuhi semua penduduk jiwamu.
Tak berujung jalan itu, semua berkata, kamu hanya mencari ilusi
di tengah ruang dan waktu yang kamu ciptakan sendiri.
Api yang kamu nyalakan hanya akan menelan dirimu, berkobar liar dalam sukmamu

Kapan kamu sadar dirimu hanyalah secarik kertas dengan tinta yang mengering,
perlahan terburai, menghilang di sela-sela udara yang kamu hirup.

Sampai kamu pun kembali menjadi satu molekul hitam.

Hangus.

------------------------------------------------

Dua berjalan, satu berpaling
Satu bertanya, dua pun terdiam
Dua mendesah, satu meringkuk
Satu beranjak, dua saling berputar
Dua menyentuh, satu menunduk
Satu membuka, dua tertutup
Dua saling merasa, satu berpikir
Ketika satu hilang, apa arti dua?

------------------------------------------------

Biarkan aku bercerita,
walau tutur tertatih
oleh luka menjalar di lidahku,
tentang hidup dan dia.

Biarkan aku menuliskan
barisan kata yang menghilang
pelan tertelan rakusnya waktu,
tentang hidup dan dia.

Biarkan aku bermimpi sejenak,
ciptakan dunia walau tak nyata,
robek tergores tajamnya realita,
tentang hidup dan dia.

Dan biarkan aku sendiri,
merasakan pahitnya harapan
dan manisnya kerinduanku
akan hidup dan dia.

------------------------------------------------

Apapun harapan yang tersisa di benakmu,
apapun mimpi yang tertanam di jiwamu,
sadarlah sobat, semua itu hanyalah ilusi belaka.
Kamu telah berhenti berjalan sejak lama,
walau kakimu tetap letih melangkah.

Dan jalan yang kamu tempuh hanya akan
membawamu ke jurang yang kamu gali sendiri.

Buka matamu, sobat. Lihatlah dunia,
singkap segala tirai hitam yang kamu jahit
dengan jarum cintamu.
Kamu pun terjerat oleh benang rindu
lengket melekat di sukmamu.

Apa lagi yang kamu cari, sobat,
ketika semua sudah menudingkan jari mereka
tepat di dahimu dan berkata,

“cukup sudah!”

Angkat kembali gelasmu, sobat.

------------------------------------------------

Kalau saja aku bisa pergi,
belum tahu mau kemana, dan mungkin aku juga tidak ingin tahu,
hanya melangkah menuju sebuah tujuan yang telah terukir di jiwaku,
meninggalkan semua suka dan luka,
semua harapan dan kecewa.

Mungkin aku hanya akan pergi sesaat,
satu hari, satu minggu, satu tahun, satu dekade, bahkan selamanya.
Hanya menapak langkah demi langkah.
semua akibat akan aku telan bulat,
sepahit apapun itu.

Kalau saja aku bisa pergi,
aku akan membawa jiwa dan raga,
tanpa embel normatif dan materiil.
Aku akan membawa kepercayaan dan citaku
dan membekali diriku dengan sekantung mimpi.

Di tengah jalan aku akan haus,
aku akan lapar di tengah malam.
Tapi apa peduliku akan semua omong kosong itu?
Aku akan berjalan lurus, hanya aku dan aku,
Ditemanin belaian angin harapan di pipiku.

Kalau saja aku bisa pergi,
aku akan mengumpulkan semua cerita tentang dunia,
semua wajah yang aku temui,
semua rasa yang aku alami.
Semua akan kugambar di peta buta hidupku.

Mungkin hanya akan tertulis satu kalimat, tapi apa peduliku?
Prosa hidupku akan tumbuh seiring aku melangkah.
Cerita itu hidup karena aku, dan aku hidup karena dia.

Meskipun aku tak tahu kemana aku pergi,
aku tetap akan terbawa ke satu tujuan.

Dan kamu tahu itu.

------------------------------------------------

Nyalakan lampu itu sejenak;
bolehkah aku melihatmu menari,
telanjang tanpa kafan hitam menyelimuti putih jiwamu?

Labels:

Thursday, May 29, 2008

Kumpul Kata 001...

Tidurmu sudah terlalu panjang,
warna mimpi pun buyar
tercampur abu realita,

Tak pernah bosan kamu
berendam di kolam keruhmu.

Basuh tubuhmu.

Sekarang.

------------------------------------------------

Dan detik
malas berbalik.

Terus dorong, bedebah!

------------------------------------------------

Gebrak, dobrak!

Tapi,
jangan bergerak...

------------------------------------------------

mungkin kepastian
harus menjadi
kemungkinan pasti

------------------------------------------------

Kelana, sepi menantimu.
Malam kau merangkak
tertatih langkah dengkulmu
tergesek merah tanah basah.

------------------------------------------------

Walau galau,
halau kalau...

------------------------------------------------

Maunya bintang,
malah kentang...

Labels:

Thursday, June 21, 2007

diskusi...

11:04:06 AM Y: :-P
11:04:06 AM Y: kebenaran adalah angin yang berembus dari darat ke laut
11:05:39 AM X: hmmm
11:05:41 AM X: menarik
11:06:36 AM Y: cek yyy.blogspot.com, judul negatif
11:16:33 AM X: kebenaran ada kegelisahan seorang Y menanti sebuah kepastian, seperti estragon menunggu datangnya godot...
11:17:01 AM Y: :)
11:17:41 AM Y: bukan gelisah sebenernya...gusar
11:18:13 AM Y: karena gue baru sadar gak pernah bisa pegang kebenaran
11:18:20 AM Y: hahahahaha...baru nyadar sekarang
11:18:25 AM Y: begoooo
11:19:42 AM X: kebenaran gak bisa dipegang bro... itu hal yang harus menjadi satu sama diri loe... bukan sesuatu yang loe cari di luar, tapi di dalam loe...
11:19:44 AM X: :D
11:21:39 AM Y: kalo ada di dalam diri gue kenapa gak bisa gue pegang?
11:21:47 AM Y: kenapa selalu lari-lari
11:22:14 AM Y: gue liat kebenaran di kaki gue, gue tangkep, eh ada di dada gue, gue ke dada, eh lari ke kepala, gitu aja terus
11:22:32 AM X: harus dipegang emangnya ya?
11:23:01 AM Y: hihihihi...iya harusnya gue bertanya seperti itu sejak dulu
11:23:09 AM Y: kenapa harus dipegang
11:23:26 AM Y: karena gue pengen bener, dan yang lain mengakui gue bener
11:24:43 AM X: apakah kita butuh pengakuan dari orang lain?
11:25:04 AM X: padahal yang paling bermakna adalah pengakuan dari diri sendiri dan dari Tuhan?
11:27:21 AM Y: ego gue itu selalu butuh pengakuan orang lain bro.
11:27:38 AM Y: gue bisa bikin iklan, gue pengen dapet award
11:27:49 AM Y: kenapa? karena secara resmi diakui
11:28:13 AM Y: gue nemu tuhan, maka semua orang harus tau gue deket sama tuhan!
11:29:07 AM X: ahhh... perdebatan lama antar ego dan penerimaan diri sendiri... :P
11:30:04 AM Y: iyah, jadi pengen mati
11:30:22 AM Y: pengen ninggalin semua manusia
11:30:44 AM Y: biar gue bisa jadi diri sendiri
11:30:52 AM Y: one on one sama tuhan
11:31:15 AM X: pertanyaan gua adalah.. kalo loe gak bisa nerima diri loe, apa bisa orang lain menerima loe?
11:31:37 AM X: dan apakah bener mati bisa deket ama Tuhan?
11:31:54 AM X: bukannya kita diberikan hidup supaya bisa deket sama Dia?
11:32:00 AM Y: terbalik nanya-nya, kalo orang gak nerima gue, gimana bisa gue menerima sendiri?
11:32:19 AM X: karena menurut gua semua dimulai dari diri sendiri...
11:32:33 AM X: kalo loe gak nyaman sama diri loe, gimana yang lain bisa nyaman sama loe?
11:32:35 AM X: hehe
11:33:31 AM Y: kalo cewek gue gak bahagia deket gue, gimana bisa gue tidur nyenyak?
11:34:02 AM Y: kalo gak bisa tidur nyenyak gimana bisa gue tenang dan menikmati sehari-hari?
11:35:02 AM X: pertanyaannya (nanya mulu ya?)... kenapa cewe loe gak bahagia... apakah karena dia ngerasa loe gak bahagia sehingga menular?
11:35:33 AM Y: ga ngerti, dia selalu aja ngomel ini itu
11:36:02 AM Y: no matter what i've done, selalu gak puas
11:37:14 AM Y: jadi harus percaya siapa? percaya gue, apa penilaian dia?
11:37:23 AM X: oke, sekarang masalah beralih ke hubungan... hehehe
11:37:35 AM X: menurut loe apa aja yang udah loe lakuin buat dia?
11:37:47 AM Y: no no gue cuma ngambil contoh aja
11:38:31 AM Y: gue punya niat setiap kita ketemu, lu bakal bahagia. tapi lu selalu bilang, elu gak seneng deket2 gue
11:38:35 AM Y: kasusnya sama aja
11:38:52 AM Y: apapun status hubungan gue ke elu
11:39:09 AM Y: mau pacar kek, mau temen kek, mau bawahan-atasan kek
11:39:33 AM Y: kalo bos bilang kerjaan gue jelek, dan gue udah melakukan yang terbaik, siapa yang harus gue percaya?
11:40:08 AM Y: kenapa gue gak bisa bahagia dengan melakukan yang terbaik menurut ukuran gue?
11:40:24 AM X: karena ukuran orang beda-beda...
11:40:47 AM X: disitu sebenernya kita harus bisa menyelaraskan keduanya... ukuran kita dan mereka
11:41:22 AM Y: makanya, gue resah karena susah menyelaraskan ukuran gue dan ukuran orang lain
11:41:31 AM Y: jarang banget bisa selaras
11:41:36 AM Y: mungkin gak pernah
11:42:34 AM Y: lu percaya bisa selaras antara ukuran lu dengan orang lain?
11:42:42 AM X: percaya
11:43:03 AM Y: remember, we're talking about The One, The Truth, The Only Truth
11:43:09 AM X: yups
11:44:06 AM Y: satu-satu cara adalah bunuh diri
11:44:19 AM Y: hapus "gue"
11:44:45 AM X: untuk pada akhirnya?
11:45:05 AM Y: untuk pada akhirnya hanya ada Dia
11:45:13 AM Y: gak ada gue, cuma Dia
11:45:24 AM X: kenapa gak bisa sekarang?
11:45:34 AM X: tanpa harus kehapus?
11:46:00 AM Y: karena selama masih ada "gue", gue gak bakal bisa bahagia
11:46:25 AM Y: selama masih ada "punya gue", gue gak bakal tenang
11:46:51 AM Y: jalan keluarnya adalah bunuh gue, kasih semua "punya gue"
11:46:56 AM Y: balikin ke alam semesta
11:47:06 AM X: kalo gak ada "gue", siapa yang ngerasa bahagia?
11:47:37 AM Y: kalo gak ada "gue", udah gak penting lagi bahagia atau sengsara. yang penting Dia hadir
11:48:08 AM Y: apa menurut lu bahagia atau sengsara lebih penting dari pada keberadaan-Nya?
11:48:50 AM X: nggak lebih penting... tapi signifikan...
11:50:01 AM Y: hihihihi...silakan mencoba. selama elu masih idup, berdasarkan pengalaman gue, Dia gak bakal ada
11:50:17 AM Y: "idup"
11:50:24 AM X: pengalaman loe brapa lama? hehehe
11:50:55 AM X: sebegitu skeptiskah loe sama keberadaan Dia dalam hidup?
11:51:38 AM Y: bukan skeptis, gue yakin Dia gak bakal pernah muncul, gak pernah terdengar, selama gue menganggap gue ada
11:51:56 AM Y: alam semesta ini terlalu sempit buat ditempati gue dan Dia
11:52:15 AM Y: pilihannya cuma gue atau Dia
11:52:32 AM X: trus buat apa Dia ciptain loe kalo gitu?
11:52:56 AM Y: untuk belajar bunuh diri
11:53:54 AM Y: inget gak ada ayat quran yang allah ngomong, "datanglah kepadaku dengan terpaksa atau sukarela"
11:54:15 AM Y: dari semua ayat di quran, cuma ayat itu yang bikin gue sadar
11:54:17 AM X: bukannya bunuh diri itu dosa berat?
11:55:11 AM Y: terus kalo dosa berat kenapa?
11:55:52 AM Y: kan gue dah bilang, bahagia atau sengsara jadi gak penting. gue masuk sorga atau neraka jadi gak penting. yang penting Dia hadir
11:56:57 AM X: jadi... loe "mengorbankan" diri loe untuk keberadaan Dia?
11:57:14 AM Y: yaa cuma itu jalannya
11:57:36 AM Y: bukan mengorbankan sih tepatnya, terlalu pamrih kalo disebut berkorban
11:58:02 AM Y: gue gak mau termasuk orang yang "datang terpaksa"
11:58:37 AM X: tapi loe mengakhiri dengan paksa pemberian Dia yang paling besar buat loe...
11:59:32 AM Y: gue gak berharap dia ngasih apa-apa ke gue.
11:59:46 AM Y: walopun Dia selalu saja ngasih banyak ke gue
11:59:49 AM Y: tiap hari
11:59:53 AM Y: tiap menit
12:00:10 PM Y: gue cuma pengen Dia ada
12:00:27 PM X: bukannya itu artinya Dia ada buat loe?
12:00:38 PM Y: hehehe, sori dari tadi kita missed, maksudnya bunuh diri adalah menghilangkan ke-Aku-an
12:00:50 PM Y: bukan gue secara biologis
12:01:30 PM X: ya sama aja... gua tinggal ganti... pemberiannya gua ganti jadi "kesadaran", bukan hidup...
12:02:45 PM Y: gak perlu sadar deh, kalo tuhan pengennya begitu ya begitu, kalo tuhan pengen gue mabok dan hilang kesadaran, ya gue mabok
12:03:23 PM X: kesadaran... conciousness...
12:03:34 PM X: bukan sekedar sadar dalam arti kata sober
12:04:10 PM Y: gue mulai tersesat
12:04:16 PM Y: keep talking
12:04:22 PM X: wakakakkaa
12:04:31 PM Y: jelasin lagi lebih banyak
12:04:36 PM Y: heuheuheu
12:05:39 PM X: yang membedakan kita dari binatang2 lain adalah kita diberi kesadaran... sadar atas diri kita, sadar atas sekitar kita, sadar atas impian, masa depan... dan kita sadar Dia ada...
12:06:01 PM X: semua itu yang membentuk "aku"...
12:06:30 PM X: pemberian terbesar dia ke kita adalah kehidupan dengan ke"aku"an itu
12:06:52 PM X: tanpa itu kita akan hidup gitu aja, kaya mikroba
12:07:03 PM X: tanpa itu kita akan hidup gitu aja, kaya mikroba
12:07:15 PM X: kesadaran itu yang mau loe apus?
12:07:39 PM Y: yap. tapi bukan seperti mikroba. tapi beyond kesadaran itu
12:07:51 PM Y: melampaui kesadaran gue sendiri
12:08:10 PM Y: karena aku, harapanku, keinginanku, menghalangi gue dan Dia
12:08:45 PM X: padahal itu yang Dia mau... dengan menghapus semua itu, loe secara gak langsung nge-deny Dia bukan?
12:09:41 PM Y: gue gak yakin yang Dia mau adalah seperti yang lo bilang. atau mungkin Dia pake standar ganda ke gue. gak adil banget Dia
12:11:01 PM X: salah satu yang gua percaya adalah... Dia memberikan kita pilihan... pilihan yang didasari oleh keinginan, harapan... itu juga yang membedakan kita sama mahluk lain... the option to choose..
12:11:22 PM Y: hahahaha...lu percaya elu dikasih pilihan?
12:11:32 PM Y: inget ayat yang gue kutip tadi
12:11:35 PM X: percaya lah... kalo nggak, gak ada surga dan neraka
12:11:47 PM X: dua hal itu adalah pilihan hidup...
12:11:58 PM Y: pilihan itu ilusi men
12:11:59 PM Y: percaya deh
12:12:15 PM Y: kayak gerak semu matahari
12:12:21 PM Y: padahal yang bergerak bumi
12:12:53 PM X: jadi loe percaya hidup loe tanpa pilihan... nggak ada yang bisa ngelawan?
12:13:09 PM X: loe gak bisa milih satu hal ke lain hal...?
12:13:09 PM Y: siapa yang bisa lawan Tuhan?
12:13:46 PM X: gua gak bilang loe ngelawan Tuhan... yang gua percaya adalah, hidup kita bukan garis lurus...
12:14:05 PM X: agama sendiripun adalah peta... banyak jalan menuju akhir..,
12:14:22 PM X: semua itu bercabang... setiap cabang adalah pilihan...
12:14:27 PM Y: sumpah deh, kita gak dikasih pilihan
12:14:37 PM X: yang nantinya menentukan dimana kita berada...
12:14:49 PM Y: pilihan kita itu cuma terpaksa atau sukarela
12:14:50 PM Y: itu aja
12:15:01 PM Y: yang lain itu nonsense
12:15:04 PM X: itu berari pilihan kan?
12:15:22 PM Y: yap gue setuju, itu pilihan. dan cuma satusatunya pilihan yang Dia kasih
12:15:34 PM X: yakin?
12:15:45 PM Y: sejauh ini yakin banget
12:15:59 PM X: selama ini pilihan loe cuma dua hal itu?
12:16:12 PM X: selama ini pilihan loe cuma dua hal itu?
12:16:22 PM Y: iyah
12:16:30 PM Y: cuma itu
12:16:41 PM Y: gue tinggal menjalani apa yang Dia pilih buat gue
12:16:49 PM Y: jadi gue gak memilih, He does
12:17:22 PM Y: gue ngerasa diboongin banget waktu berpikir gue punya pilihan
12:17:42 PM Y: apapun pilihan kita, itulah yang Dia mau
12:18:20 PM X: hmmmm...
12:18:35 PM Y: alam ini terlalu kuat untuk gue pilih sesuka hati gue
12:18:53 PM X: kalo gua selalu percaya kita diberikan pilihan... dengan konsekuensinya masing-masing...
12:19:17 PM X: mungkin disitu gua menyelaraskan antara gua dan Dia...
12:19:50 PM Y: heuheu...kalo skenario idup elu dibikin buat jadi penjahat, lu bisa memilih jadi baik?
12:20:00 PM X: bisa lah...
12:20:09 PM X: kenapa ngga?
12:20:28 PM Y: kalo Tuhan pengen elu korupsi, elu bisa milih tidak korupsi?
12:20:34 PM X: bisa...
12:20:59 PM Y: kalo begitu, bisa gak diartikan kalo elu menentang keinginan Tuhan?
12:21:14 PM X: apakah dia pengen gua jadi jahat?
12:21:15 PM Y: siapa elu bisa ngajarin tuhan mana yang baik dan yang jelek?
12:21:37 PM Y: lu pikir semua orang jahat di bumi keinginan mereka?
12:21:38 PM X: loe kasih contoh kebalik bro...
12:22:12 PM X: loe suruh gua milih dari jahat ke baik... ya pasti bisa lah.. karena Tuhan by default ingin kita baik...
12:22:36 PM X: tapi kalo loe suruh gua dari baik ke jahat... gua akan bilang, belum tentu...
12:22:54 PM X: karena ada standar moral yang tertera di peta yang Dia dah kasih...
12:23:39 PM Y: gini deh, kalo ditakdirkan jadi setan, buat menggoda manusia, supaya manusia bisa belajar dari kesalahannya, tapi at the end lu masuk neraka. lu pikir itu adil?
12:24:29 PM Y: kalo elu ditakdirkan jadi presiden bush, yang ngebantai ribuan orang, biar orang belajar sabar, dan akhirnya masuk surga, tapi elu sendiri masuk neraka. apa itu adil?
12:24:37 PM Y: kan yang menguji kesabaran elu
12:24:47 PM Y: yang diuji kesabaran masuk surga
12:25:02 PM Y: kenapa kamu yang berjasa bikin mereka sabar, masih masuk neraka juga?
12:26:04 PM Y: lu gak berpikir setan memilih diciptakan dari api kan?
12:26:34 PM X: sekarang kita ngomongin mahluk yang beda dari kita...
12:26:57 PM X: sementara kita gak bisa disamain ama mereka... karena kita by defaul yang diuji
12:27:37 PM X: contoh2 penjahat yang loe ambil tadi adalah orang2 yang memilih untuk ke jalur yang salah... tentu saja dia masuk neraka
12:28:02 PM X: kita ditakdirkan untuk memilih antara yang baik dan salah...
12:28:23 PM X: ishdinaa sirathal mustaqiin... cuman satu ayat itu yang selalu gua inget
12:28:38 PM X: dan gua serap
12:28:48 PM X: disitu gua tau kita ada pilihan...
12:28:55 PM X: tunjukan kami ke jalan yang benar
12:29:04 PM X: berarti ada jalan yang salah
12:29:11 PM X: berarti ada cabang
12:29:35 PM Y: heuheuhue...
12:30:14 PM Y: buat gue gak ada yang salah dan benar
12:30:47 PM Y: kadang kita berbuat jahat, karena tuhan memang menginginkan kita jahat untuk orang lain
12:31:02 PM Y: biar orang lain sadar jangan berkelakuan kayak gue
12:31:23 PM Y: Bush sangat berjasa buat gue supaya gue berpikir jangan seperti dia
12:31:32 PM Y: buat gue, Bush adalah pahlawan
12:31:43 PM Y: dia mau ngasih contoh jelek buat gue
12:31:47 PM X: itu bukan tugas kita sebagai manusia... itu tugas si setan, seperti yang loe bilang...
12:31:47 PM Y: dan dia masuk neraka
12:32:08 PM Y: tadi elu gak mau ngomongin setan, kenapa sekarang bahas setan?
12:32:19 PM X: diskusinya adalah... apakah kita punya pilihan sebagai manusia...
12:33:14 PM X: pilihan si Bush yang membuat gua sadar kemana gua jangan pergi...
12:33:31 PM X: bukan Bush sebagai persona...
12:33:51 PM Y: yes, begini X, kata Tuhan, "X, kamu turun ke bumi jadi orang jahat, biar temen-temen lu belajar sabar, belajar tidak seperti elu. itu tugas dari gue, dan lu nantinya masuk neraka, ayo cepat pergi laksanakan." lu mau komentar apa sama Dia?
12:34:33 PM X: Tuhan gak akan ngomong gitu ke gua...
12:34:42 PM Y: hahahahaha yakin banget lu
12:34:47 PM Y: yang punya pilihan itu dia
12:34:48 PM X: karena dia udah nyiptain setan buat menggoda gua
12:34:58 PM X: kita diciptakan kosong, bro...
12:36:34 PM X: Dia akan bilang ke gua... "X, kamu akan lahir di bumi... di situ kamu akan hidup. Aku ingin kamu berjalan di jalan yang benar, seperti yang telah Aku sabdakan... tapi hati2... kamu akan digoda oleh Setan..."
12:37:11 PM X: kenapa juga loe bisa yakin Dia menginginkan yang terburuk buat kita?
12:38:03 PM X: neraka adalah konsekuensi hidup kita... yang pasti itu surga.
12:38:06 PM Y: karena Dia bisa berbuat seenaknya seperti itu, Dia bisa korup. wong kita (manusia, jin, malaikat, setan) punya dia kok
12:38:25 PM X: berarti loe percaya Tuhan punya kelemahan?
12:38:57 PM Y: gue gak bisa bedain kelemahan-kekuatan, pendek-tinggi, benar-salah, dan lain-lain
12:40:39 PM X: jadi loe gak bisa tau "korup" itu salah atau bener?
12:41:32 PM Y: iya
12:41:58 PM Y: gue si tunggu perintah tuhan aja kalo mau bersikap sama koruptor
12:42:42 PM X: meskipun di petanya udah dibilang kalo korup itu gak bener?
12:44:00 PM Y: kalo elu bilang peta itu quran, quran itu mati, udah lama mati. tuhan yang terus hidup
12:44:17 PM Y: jadi gue gak pegang quran, gue pegang tuhan
12:44:24 PM Y: sekarang aja deket gue gak ada quran
12:44:41 PM Y: tapi tuhan lebih deket dari urat leher gue sekarang, dan selamanya
12:45:22 PM X: gua juga gak pegang quran... hehehe.. banyak kok yang gak gua lakuin...
12:45:45 PM X: tapi satu hal, hal2 yang merugikan orang lain buat gua gak bener...
12:46:10 PM X: itu yang gua sadar pas gua baca2 buku itu...
12:46:19 PM Y: buku apa?
12:46:31 PM X: eh, kok buku.. quran
12:46:36 PM X: bentuknya buku kan?
12:46:37 PM X: hehe

Diskusi yang menarik... thanks, bro.

Labels:

Wednesday, May 30, 2007

anak bodoh...

Dan kamu, anak bodoh, melangkah menjauh dari kehidupan, kosong kamu menatap horison yang terbentang di hadapanmu. Hela nafas semakin memburu, tercekik oleh hasratmu, kamu diam termenung menggapai bayangan fana yang terus mengambang mengelilingi sukmamu. Sanubari tercekat mendengar gelak tawa realita yang membahana di sekujur tubuhmu, memantulkan sebuah nama yang terus kamu bisikkan di setiap dinding benakmu.

Hasrat adalah harapan, kamu terus meyakini dirimu dengan tetap berlari melintasi setiap batasan ruang dan waktu, menuju sebuah tempat yang kamu lukis dalam mimpimu. Berhentilah sejenak, anak bodoh. Demi sekuntum mawar kamu merelakan setiap venamu dipenuhi duri tajam. Darah menetes di ujung kelopakmu, menutupi pengelihatanmu dengan tirai merah pekat.

Apa yang kamu cari, anak bodoh? Sadarkah kamu kehidupanmu adalah fatamorgana yang menyesatkan? Apa yang kamu akan lakukan ketika perih sudah lekat merekat di jiwamu? Jantungmu berdegup keras bak genderang perang tertabuh di bawah bendera putih, menanti mati yang kamu harapkan semenjak kamu lahir.

Batin merana, merintih perlahan, lelah berteriak tanpa digubris akalmu. Kamu bertahan didera tiupan angin yang kamu tiup sendiri, goyah di tengah sengatan kerikil yang kamu lempar sendiri. Kamu tahu tangismu sudah mengering di bawah terik mataharinya.

Dan kamu, anak bodoh, tetap terus melangkah ke sana...

Labels:

Sunday, May 06, 2007

dan...

“Tambah minumnya, Pak?”

Pria itu menghentikan pembicaraannya dan melirik ke cangkir kopinya yang mulai kosong. Tenggorokannya mulai terasa kering.

“Saya mau ice lemon tea aja, boleh?”

Si pelayan menggangguk sopan. Pria itu melirik ke wanita berbaju merah di hadapannya.

“Terus gimana?” tanya si wanita.

Pria itu tersenyum. Dia mengambil sebatang rokok kretek dan menyalakannya. Mulutnya tersenyum kecil namun matanya tidak bisa menyembunyikan capai yang dia sedang alami. Perlahan dia menghembuskan asap rokoknya.

“Ya begitulah. Aku jatuh cinta dengannya. Sudah lama aku gak ngerasa hal kaya gini lagi. Mungkin sudah bertahun-tahun aku merasa kosong dan tiba-tiba aku merasa dia mengisi semua lubang yang ada di aku.” Dia menunggu reaksi si wanita yang terlihat serius mendengarkan. Wanita itu menggangguk perlahan.

“Aku tahu aku cinta dirinya sewaktu aku terbangun dan melihat dirinya memandangku.” lanjutnya.

“Dimana?” tanya si wanita.

Pria itu menghela nafas. “Aku tertidur di sebuah tempat dan dia membangunkanku. Lembut. Tapi aku langsung terbangun dan,” pria itu terdiam sejenak, “aku tenggelam di matanya.”

Wanita itu tertawa kecil dan meminum kopinya. Si pria juga ikut terbahak dan melihat sekelilingnya. Beberapa pengunjung melihat dia dengan pandangan bertanya tapi tak ada seorang pun yang merasa terganggu. Bagaimanapun juga ini tempat umum. Namun seorang anak kecil menatap pria itu dengan pandangan aneh, sampai ibunya menariknya kembali ke meja mereka.

“Emang kamu sukanya apa?” wanita itu kembali bertanya.

“Maksud kamu apa yang aku suka dari dia?” tanya si pria. Wanita itu mengangguk kecil.

“Begitu banyak hal yang bisa aku sebutkan. Aku suka cara dia berbicara tentang hidup, dia begitu teguh dengan prinsipnya. Aku suka cara dia mengingatkan orang, agak nyelekit tapi selalu tepat. Aku suka melihat dia senyum kecilnya, mendengar gelak tawanya, merasakan pandangannya, kadang hangat, kadang getir bahkan marah.”

Wanita di depannya tersenyum simpul sambil mendengarkan.

Pria itu melanjutkan ceritanya, “Aku juga suka cara dia memijat keningnya; menggunakan tiga jari dengan kelingking yang selalu naik. Aku selalu ingat aroma tubuhnya, yang kadang bisa mendatangi ingatanku tiba-tiba.

Pria itu termenung sejenak, “Tapi bukan hal-hal itu yang membuatku jatuh cinta kepadanya. Aku bahkan tidak tahu apa sebabnya.”

Dia terdiam sementara si wanita memandangnya dengan bertanya, “Masa sih?”

“Yah, aku tahu aku cinta dia, tapi aku tidak akan pernah bisa menjelaskan kenapa. Mungkin ada sesuatu yang lebih primal yang tiba-tiba bangun di dalam diriku. Sok romantis, kalau kata orang, tapi memang itu yang aku rasakan. Aku tahu kalau memang dia yang aku cinta. Dan kadang, itulah alasan yang terbaik.”

Pria itu menyalakan sebatang rokok dan menatap kosong ke jendela. Dengan suara yang tercekat dia berkata, “Tapi kadang ada hal-hal yang menghalangi semua ini. Sebuah kisah cinta yang akan selamanya terbungkam di balik halaman kosong sebuah buku tua.”

Dia menunduk dan menghisap rokoknya dalam-dalam, “Tuhan pernah memberikan aku kesempatan untuk mencicipi cinta sejati, meskipun aku tidak akan, atau mungkin belum bisa mendapatkannya sekarang.”

Pria itu mengepalkan tangannya dan bergumam kecil, “Alhamdullillah…”

“Maaf, Pak, ini ice lemon tea-nya.” Si pelayan tiba-tiba muncul dan menaruh gelas di depan pria itu. “Mungkin ada lagi, Pak?”

Pria itu menggeleng kecil.

Si pelayan beranjak menghampiri meja di seberang pria itu dan menaruh sepiring kue di hadapan seorang wanita berbaju merah.

"Terima kasih, Mas," ujar si wanita, "Eh, babe, aku makan dulu ya, ketemu nanti malam?"

Wanita itu menutup telepon genggamnya dan melirik pria yang sedari tadi bergumam sendiri.

Monday, October 30, 2006

pojok.

Dia tersenyum simpul melihat sekitarnya, kilasan putih giginya melintas di balik bibirnya. Mungkin sesuatu membuatnya geli, menggelitik rusuk.

Dia melihat ke langit. Sudah berapa lama ini tidak hujan, hanya sedikit cipratan malu-malu. Dia merasa gerah. Lengket sudah kulitnya, dengan keringat dan debu yang sudah membaur di sekujur tubuhnya.

Namun dia tetap tersenyum.

Sesekali dia menunjuk ke langit, membuat garis-garis khayalan di antara awan-awan. Mereka bergerak malas, seakan menunggu jatuhnya titah dariNya untuk mehamburkan butiran-butiran air yang mereka simpan.

Dia membayangkan bentuk-bentuk yang dia kenal. Awan di kanan terlihat seperti kuda berlari, persis seperti di televisi. Agak sebelah kiri ada sebuah mobil balap, mengarungi langit dengan pelan, bunyinya terngiang lamat di telinga dia. Yang di sebelah kiri bawah sedikit mirip hidung tetangganya; besar dan mancung. Dia tertawa geli membayangkannya.

Ah, matahari terik sekali hari ini. Dia mulai mengusap dahinya dengan lengan kausnya yang sudah mulai menghitam. Padahal sekarang belum juga tengah hari. Kalau saja ada pohon dimana dia bisa berteduh dibawahnya sesaat.

Tiba-tiba semua berhenti, hembusan angin berhenti, suara-suara mesin meredup di telinganya. Dia tahu ini saatnya.

Dia pun berdiri seketika.

Ketika lampu berubah merah, dia mulai menyanyikan sebuah lagu tentang cinta, diiringi bunyi cempreng tutup botol.

Entah sampai kapan.

Labels:

eXTReMe Tracker